Rabu, 25 April 2012

ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI



MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
Dari cerita tersebut, Muluk yang telah menyandang gelar sebagai sarjana manajemen pantang putus asa. Dengan penuh semangat, pria itu tidak pernah bosan keluar masuk berbagai kantor untuk melamar kerja, meskipun harus menelan pil pahit alias ditolak. Kekecewaan yang dirasakan Muluk berubah menjadi kekesalan ketika memergoki seorang anak remaja tanggung mencopet. Muluk menyergap pencopet itu sambil mengancam akan melaporkannya kepada polisi.

Siapa sangka pertemuan Muluk dengan Komet, pencopet itu, justru membuka peluang pekerjaan bagi Muluk. Komet membawa Muluk ke markasnya dan berkenalan dengan Jarot, bos Komet. Ternyata markas itu adalah tempat berkumpul anak-anak seusia Komet yang berprofesi sebagai pencopet. Mereka terbagi dalam tiga kelompok yaitu copet mal, copet pasar, dan copet angkot. Muluk lantas menawarkan ilmu manajemen yang dikuasainya untuk mengelola keuangan para pencopet, dengan meminta imbalan sebesar 10 persen dari hasil mencopet. Dengan uang itulah Muluk membuat program untuk mendidik para pencopet agar kelak tidak lagi berkubang dalam pekerjaan yang penuh dosa.

Muluk dibantu dua rekannya yaitu Samsul, sarjana pendidikan, serta Pipit yang telah menyelesaikan pendidikan D3. Mereka memberikan pelajaran agama, budi pekerti, dan kewarganegaraan kepada para pencopet.Makbul, ayah Muluk, tentu saja senang melihat anaknya sudah bekerja. Apalagi seperti pengakuan Muluk, dia bekerja di bagian SDM alias Sumber Daya Manusia. Saking senangnya, Pak Makbul memberitahukan Haji Sarbini, ayah Rahma yang juga calon besannya. Sama halnya, Haji Rahmat yang merupakan ayah Pipit, senang melihat anaknya bekerja, sehingga tidak lagi hanya mengharapkan imbalan dari kuis di televisi yang sering diikuti Pipit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar