Rabu, 25 April 2012
GARUDA DI DADAKU
MANUSIA DAN KEADILAN
ini adalah sedikit rangkuman tentang Garuda di Dadaku. Tokoh utama dalam film ini adalah Bayu, seorang anak yang duduk di bangku sekolah dasar yang terus berusaha keras menggapai mimpinya menjadi pemain sepak bola. Ia memiliki fisik yang kecil tetapi mepunyai semangat juang yang tinggi walaupun ia tinggal di tengah keluarga yang sederhana tanpa seorang ayah yang sudah meninggal. dan dia mempunyai mimpi menjadi seorang pemain sepak bola dan masuk ke Tim Nasional Indonesia. Bayu mempunyai bakat bermain sepak bola dari ayahnya yang dulunya juga adalah seorang pemain sepak bola. Tetapi sayang, cita-cita Bayu itu ditentang oleh sang kakek yang lebih senang bayu mengikuti berbagai macam kursus demi masa depannya. Ternyata kakek mempunyai alasan yang kuat untuk melarang Bayu bermain bola.
Ayah Bayu yang dulunya seorang pemain bola mengalami cedera yang sangat berat dan akhirnya hanya menjadi seorang supir taksi. Sampai akhirnya ia tidak bisa menjadi seorang pemain bola yang hebat dan sukses. Kakek Bayu tidak mau nasib yang sama menimpa Bayu cucu yang ia sayangi. Bayu yang benar-benar mencintai sepak bola tidak mau begitu saja menuruti apa kata kakeknya. Apalagi ketika secara tiba-tiba ia mendapat tawaran beasiswa di sebuah sekolah sepak bola terkenal di Jakarta yang dapat membantunya masuk ke Tim Nasional Indonesia. Alhasil, Bayu dibantu oleh temannya, Heri, harus menyembunyikan hal ini dari kakek Bayu dan berlatih secara diam-diam. Heri adalah seorang anak orang kaya yang menggilai sepak bola tetapi sayangnya ia tidak bisa bermain bola karena ia adalah penyandang cacat dan harus duduk di kursi roda. Oleh sebab itu Heri sangat senang dan menjadikan dirinya sebagai manajer Bayu yang memfasilitasi Bayu begitu rupa demi mewujudkan cita-cita Bayu. Secara tidak sengaja mereka bertemu dan berteman dengan Zahra, seorang anak perempuan penjaga kuburan yang ikut mendukung cita-cita Bayu dengan mengijinkan Bayu berlatih di kuburan tempat ia tinggal. Setelah dia menemukan tempat berlatih pun usaha untuk meraih cita-citanya tidak berjalan dengan mulus.
Masalah pun muncul ketika Bayu membohongi kakeknya yang mengira bahwa ia berbakat menjadi seorang pelukis. Tidak diduga kakek datang dan melihat Bayu di sekolah sepak bolanya dan tiba-tiba ia terserang penyakit jantung dan dilarikan ke rumah sakit. Bayu merasa bersalah dan menyesal telah membohongi kakeknya. Ia memutuskan untuk berhenti bermain bola dan tidak berteman lagi dengan Heri karena ia menyesal telah mengikuti nasihat Heri. Tak disangka kakek Bayu sadar bahwa ia salah dan mendukung Bayu bermain sepak bola. Akhirnya Bayu kembali ikut seleksi tim dan kembali bersahabat dengan Heri. Dengan dukungan ibu, kakek, Heri dan Zahra, Bayu berhasil lolos seleksi masuk Tim Nasional Indonesia dan menggapai cita-citanya selama ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar